sumber gambar : hukum.kompasiana.com
Di bungkus kaset, di sampul buku, sering kita lihat tulisan hak cipta, dan isinya bikin ngeri bagi siapa yang tidak sengaja membacanya, disitu tercantum bahwa yang melanggar akan dihukum dan membayar denda berjuta – juta.
Pelanggaran hak cipta di negeri ini sudah sampai ke titik
memprihatinkan, pelanggar hak cipta diancam hukuman, pembajak pun makin membludak.
Mirisnya, tidak sedikit orang yang menganggap dirinya paling
suci disbanding orang – orang disekitarnya, sibuk dan begitu mudahnya buat
tulisan orang barat, orang diluar agama atau golongannya, kafir sesat masuk
neraka, dengan menggunakan komputer, system operasinya windows bajakan plus
beberapa software aplikasi yang bajakan pula, sambil makan dunkin donuts.
Sepertinya, akibat terlalu sibuk mencari dalil – dalil untuk
mencap orang lain sesat kafir, mereka tidak sempat mengetahui bagaimana jungkir
baliknya membuat software.
Tidak ada manusia di dunia ini yang membuat sebuah karya
asli seratus persen hasil pikirannya sendiri, yang ada, berupa kumpulan
pemikiran orang lain yang dipetik, digabung dan jadilah sebuah karya.
Dalam ha ini, orang yang mengklaim bahwa sebuah karya
seratus prosen ciptaannya adalah omong kosong.
Tetapi membajak sebuah karya secara serampangan, copy paste,
itu rasanya tindakan tidak menghargai jerih payah si pembuat karya tersebut,
kreatif dikit knapa.
Apakah kita akan senang jingkrak – jingkrak ketika harta
yang dikumpulkan dari hasil jerih payah berbulan – bulan bahkan bertahun –
tahun ternyata digondol maling.
Banyak cara kreatif yang dapat kita lakukan dalam berkarya
tanpa harus membajak atau jiplak bulat – bulat, bisa dengan baca banyak karya
orang lain lalu menggabungkan beberapa poin yang menurut kita penting sehingga
terciptalah karya baru, atau bisa juga baca sebuah karya lalu menceritakan
kembali karya tersebut dengan gaya, bahasa dan penuturan yang sama sekali
berbeda dengan karya aslinya, sehingga hak cipta dan jerih payah orang lain
tidak dilanggar, baik sengaja atau, pura – pura tidak disengaja.
Topik, Januari 2015
No comments:
Post a Comment