Thursday, January 8, 2015

Nasib Burung – Burung Kicau di Dalam Sangkar

sumber gambar : wajahbocah.com

Dilihat dari postur tubuhnya, matanya yang menonjol itu seperti mau loncat dari tempatnya, menyorot tajam seakan mau mencabik siapa saja yang ada dihadapannya dengan paruhnya yang kokoh dimana pangkal paruh tersebut sampai ke bawah mata, kakinya mencengkram kuat, sayapnya mengepit rapat, geraknya lincah, dan suaranya yang merdu berkicau tiada henti, sepertinya burung itu mahal harganya.

Tetapi bagi kicaumania tebal modal, kalau sudah jatuh hati, berapapun harganya, tidak butuh waktu lama burung itu bisa pindah ke rumah kicaumania tersebut, tidak selesai sampai disitu, sangkar dari kayu jati beserta tangkringan dari ranting pohon asem yang lurus selurus penggaris pun disediakan sebagai tempat tinggal burung pilihannya.

Biasanya, jika seekor burung mampu memuaskan majikan barunya dengan rajin berkicau pagi, siang, sore, kalau perlu malam hari, burung tersebut akan berada ditangan majikan barunya itu dalam jangka waktu yang lama apalagi jika majikan tersebut benar – benar menyayanginya dengan setulus hati, tidak demikian halnya jika berada ditangan orang yang tidak sabaran, mudah bosan seperti saya, ups keceplosan.

Entah berapa banyak burung di dalam sangkar, berpindah dari pedagang ke rumah, dari rumah ke rumah, kadang ke pedagang lagi, dan mungkin salah satunya pernah singgah di rumah saya, oalah keceplosan lagi.

Beruntung jika burung di dalam sangkar tersebut sampai ke tangan yang memiliki kasih sayang sejati terhadap burung, ia memeliharanya setulus hati, jika memungkinkan, untuk menjaga kepunahan burung yang terlanjur lama hidup di dalam sangkar itu, ia mencoba menangkarkannya.

Tidak sedikit orang suka memelihara burung karena burung tersebut rajin berkicau tetapi jika sudah mogok berkicau karena mungkin mengalami berbagai masalah, stress, masih untung jika dijual, jika tanpa ampun ditelantarkan dan sampai ada yang mati, kan kasihan. Dalam hal membunuh, manusia adalah makhluk yang paling keji.

Mungkin burung juga pengen merasakan kasih sayang yang tulus dari pemiliknya, bisa jadi dengan diamnya itu merupakan protes bahwa buat apa dikasih sangkar bagus, pakan terbaik, jika hanya sekedar ingin menikmati kicauannya saja, tidak lebih, tanpa memperhatikan sedikitpun perasaan burung tersebut yang mungkin rindu pasangan, ingin mempertahankan keturunan, manusia memang kejam.

Jika sudah begini, jadi ingat burung saya (asu, keceplosan lagi) yang ditukar tambah, dijual kembali hanya karena burung tersebut tidak rajin berkicau bahkan macet, sama sekali tidak berkicau.

Topik, Januari 2015

No comments:

Post a Comment