Monday, January 19, 2015

Maling-maling Kecil Itu, Tuan

Sumber gambar : plus.google.com

Maling! maling!, terdengar suara perempuan berteriak, saat menuju sumber suara, perempuan itu sudah tidak ada, menurut orang orang yang berhamburan keluar rumah, ia berlari mengejar jambret,  tas yang dijinjingnya dijambret dua anak muda mengendari sepeda motor

tidak lama kemudian,Di sebuah warung, ibu ibu ramai membicarakan jambret itu yang berhasil ditangkap warga, pelakunya masih muda, yang satu sekitar 20 tahunan, satunya lagi sekitar 15 tahunan, malangnya, kedua pelaku penjambretan itu dipukuli warga hingga babak belur,

di kantor rw kedua pelaku jambret itu meratapi nasibnya, entah apa motif penjambretan tersebut, butuh uang, geng motor atau apa, tidak ada yang mengetahui

Yang saya ketahui, mereka dipukuli ramai ramai, tuan,  tapi kenapa mereka dipukuli sampai mukanya berantakan, supaya jera, atau sebagai pelampiasan  amarah warga yang terpendam pada koruptor lalu ditimpakan pada maling maling kecil itu tuan, mereka tertangkap karena sepeda motornya jelek, kalah cepat dibanding para pemburunya.

Tuan koruptor yang bersembunyi dibalik jubah jabatan, kekayaan, yang meringkuk dibalik selimut centeng centeng yang tuan sewa, andai maling maling kecil itu kabur memakai motor mewah yang tuan miliki, tidak akan terkejar tuan, mungkin warga bukannya mengejar tapi malah terkagum kagum melihat motor mewah tersebut, seperti tuan yang habis menyalurkan birahi di hotel mewah menggunakan uang hasil korupsi, pulang ke rumah dikagumi warga,  dengan uang hasil korupsi pula tuan menyumbang pembangunan mesjid, ngasih bantuan ke warga, cantik sekali tuan mengelabui warga. Ah kenapa juga masih banyak warga yang tak berdaya dikelabui oleh tuan.

tuan bilang uang panas itu haram jika di salurkan ke keluarga tuan, berkali kali tuan bilang biarlah dosa ini tuan tanggung sendiri,  orang selain tuan sendiri tidak boleh tahu.

Dan tuan senyum senyum aja melihat warga yang geram sebab tidak bisa melampiaskan amarahnya pada koruptor yang diberitakan di tv, maling maling kecillah yang selalu menanggung pelampiasan amarah yang seharusnya ditimpakan pada tuan.

hak asasi manusia yang sering tuan salah gunakan menjadi senjata pelindung itu, tumpul setumpul tumpulnya untuk maling maling kecil yang disiksa warga yang tidak jarang sampai ada yang tewas.

Tuan koruptor, maukah, sebentar saja, menggantikan maling maling kecil itu, untuk disiksa warga, tidak usah sampai babak belur tuan, tapi sampai tewas.

Topik, januari 2015

No comments:

Post a Comment