Perasaan, aku selalu memperhatikan engkau black, walau
kadang engkau tidak kumandikan meskipun bodimu yang sering kehujanan itu,
dipenuhi lumpur seperti motor trail yang baru pulang dari hutan menelusuri
jalan berlumpur, itu bukan semata aku tidak memperhatikan engkau, tapi kadang
aku malas.
Batre yang kubeli untuk menyalakan seluruh lampu yang kau
punya, bukan sengaja tidak aku pasang atau aku biarkan berbulan – bulan sampai
batre tersebut keluar air accu-nya, itu
juga bukan karena aku tidak perhatian sama kau, tapi aku belum mampu
mengusir rasa malas ini.
Montir yang membangun engkau itu, masih ingatkah, berkali –
kali dia member tahu bahwa platina kau sudah harus diganti sebab katanya,
selain kondisinya bekas pakai, sudah tipis pula, tapi berkali – kali juga aku
bilang, nanti saja bro, aku sedang
malas.
Sekarang, saat aku sedang bangga – bangganya menunggangi
engkau membelah angin di jalan raya Cadas Pangeran, tiba – tiba secara sepihak
engkau menghentikan laju engkau di tengah jalan, aduh black, untung dibelakang
kita tidak ada mobil yang kebut –
kebutan, andai ada, mampuslah kita. Aku kira engkau muak dengan asap knalpot
mobil besar di depan kita, tapi setelah aku selah berkali – kali, engkau tidak
mau hidup, sakitkah engkau black, atau marah, beri aku penjelasan kenapa engkau
seperti itu, biasanya kan, sekali selah engkau langsung blarr blarrr,
jika mendengar suara knalpotmu black, hatiku bergetar, serasa gimana gitu.
Black kenapa kau, dengan diammu itu, aku jadi bingung,
apalagi aku tidak melihat bengkel yang dekat dengan lokasi tempat kita berada,
untung tempat yang kita tuju jalannya menanjak, jadi aku bisa balik arah untuk
mencari bengkel, mudah – mudahan tidak terlalu jauh, lagipula, dengan jalan
yang menurun, aku tidak harus mandi keringat menuntun engkau.
Dan benar black, tidak lama kemudian bengkel kita temukan,
mudah – mudahan montirnya bisa mendeteksi masalah yang engkau alami.
Tapi kelihatannya, makin lama montir memeriksa kau, makin
bingunglah montir tersebut, engkau tidak mau hidup, aduh black, kenapa engkau
ini, apa yang harus aku lakukan sementara hari semakin sore, aku janji black,
setelah engkau hidup seperti biasanya, aku akan lebih memperhatikan engkau,
itupun jika aku tidak sedang malas, mengertilah kau black akan kondisiku
sekarang ini.
Sebab engkau kuat pada pendirianmu untuk tetap bungkam seperti itu, mau gimana lagi, terpaksa engkau aku tinggal dulu di bengkel, aku titipkan engkau pada montir, hari sudah mau magrib, kasihan montir itu, barangkali dia mau istirahat.
Besok aku kembali
menjemput kau, kali ini bersama montir yang telah menangani engkau sejak
dari awal pengapianmu diganti dengan platina mobil, aku tinggal dulu
black, baik – baik kau disitu.
Topik, Januari 2015
No comments:
Post a Comment