Tuesday, October 7, 2014

Ketika DPR tidak Lagi Menjadi Tempat Wakil Rakyat, Bubarkan Saja, Ganti Dengan Facebook dan Twitter

Tontonan yang diperlihatkan anggota DPR seringkali membuat kita kesal bukan kepalang, bagaimana bisa para wakil rakyat dengan pakaian rapi berdasi berkelakuan seperti manusia yang tidak mengenal pendidikan, bukan satu kali saja, disaat proses pengambilan keputusan, keributan sampai hendak adu jotos dipertontonkan.

Sebenarnya apa yang mereka perjuangkan, saya sendiri kurang mengerti, sampai segitunya memperebutkan sebuah keputusan, jika memperjuangkan kepentingan rakyat sebab mereka itu wakil rakyat, apa harus dengan tindakan seperti itu. Bukankah rakyat ingin kedamaian bukan keributan.

Tidakah mereka sadar, rakyat melihat tindakan dan gerak – gerik mereka , di gedung DPR saja yang disorot media masa secara langsung bertindak seperti itu, bagaimana kelakuan mereka di luar gedung DPR.

Saya yakin mereka tahu bahwa rakyat menggantungkan harapan pada dasi yang menggantung di leher mereka, lalu kenapa mereka berkelakuan seperti tanpa beban, sibuk ngurusin pakaian apa yang dipakai, mobil apa yang dikendarai.

Saya yakin rakyat, jika difasilitasi, berbondong – bondong ingin memegang erat - erat dasi anggota dewan yang mewakilinya ketika melakukan rapat paripurna, sehingga jika ada anggota dewan yang tidur, main gadget, ngobrol ngalor ngidul disaat rapat berlangsung atau melakukan keributan di saat pengambilan keputusan, maka rakyat tinggal memegang  dasi mereka lalu bersama – sama bergelantungan sampai tidak ada kesempatan lagi bagi anggota dewan berpaling dari janji yang dilakukannya disaat kampanye, untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, bukan kepentingan partai atau golongan.

Jika anggota DPR sudah mati rasa dalam memperjuangkan kepentingan rakyat, sebaiknya Dewan Perwakilan Rakyat itu dibubarkan saja, ada facebook, twitter dan media sosial lainnya ini, dimana rakyat bisa langsung menyampaikan aspirasinya tanpa harus diwakili anggota dewan yang doyan bikin keributan itu, tinggal duduk didepan komputer yang tersambung internet, rakyat sudah bisa menyampaikan aspirasinya.

Topik
Oktober 2014

No comments:

Post a Comment