Lagi, kabar tersiar guru mengaji mencabuli murid
perempuan, bikin malu tau, bagaimana ini, cabul lagi, korupsi lagi, kapan ada
kabar ustad yang turun got, kapan ada kejadian seorang ustad dirindukan warga bukan
ditakuti warga (karena ancamannya tentang neraka).
Tersangka diduga mencabuli kedua korban yang masih berusia 7 tahun dan 10 tahun, di rumahnya di Bekasi Timur, Kota Bekasi, sekitar Juni 2014 lalu. Saat itu, tersangka tengah mengajar ngaji kedua korban............Stelah mencabuli korban, tersangka kemudian
memberi uang sebesar Rp 20 ribu dan buku Iqra usai jam belajar selesai (detik.com, 9/9/2014)
Tega benar kau ustad, bagaimana masa depan mereka, dimana
kebenaran yang selalu digembor – gemborkan itu, kemana ancaman – ancaman
tentang neraka itu.
Tidakkah kau belajar dari kejadian beberapa ustad yang salah
satunya ada yang jidatnya sudah hitam, berkali kali ke haji tetapi tetap
korupsi dan efeknya masih terasa sampai saat ini, dimana banyak orang mulai
menunjukan gelagat tidak percaya lagi pada orang yang berpakaian dan bernama
ustad.
Saya pikir ini hanya segelintir ustad saja, tidak semua
ustad ‘cabul’ dan korupsi, tetapi yang selalu mengganjal dalam pikiran saya,
kenapa seorang ustad selalu berpakaian lain dari masyarakat pada umumnya dan
menjaga jarak dengan warga sekitar.
Coba jika ustad berbaur dengan masyarakat dan tidak eklusif, saya kira dapat
mengimbangi berita – berita negatif yang akhir – akhir ini terdengar mengerikan.
Tetapi jika tetap eklusif, maka tidak akan bisa mengimbangi
berita negatif tersebut. Bahkan, bisa – bisa nama ustad selalu diidentikan
dengan cabul dan korupsi. Meskipun masih banyak yang beranggapan seperti saya, bahwa tidak semua ustad ‘cabul’ dan korupsi.
Topik
September 2014
No comments:
Post a Comment