Ahok ditolak FPI jadi gubernur, dengan alasan dia bukan umat
islam, selalu saja ada cerita menarik terkait beda agama, ini menunjukan bahwa,
kita hidup dalam perbedaan, dan kita harus menerima kenyataan ini.
Meskipun gesekan – gesekan terkait perbedaan tidak pernah
selesai di negeri yang penduduknya terdiri dari beragam suku, budaya dan agama,
tetapi dengan adanya gesekan tersebut berarti komunikasi antar suku, budaya dan
agama berjalan dengan semestinya, ini artinya mereka saling memperhatikan satu
dengan yang lainnya.
Ada yang tidak setuju dengan cara dan tindakan orang atau
masyarakat di luar golongannya mereka menunjukan ketidaksetujuannya, begitupun
sebaliknya, sehingga timbul beragam solusi penyelesaian, meskipun tidak
pernah ditemukan titik penyelesaian, ini merupakan pelajaran berharga yang dapat
memperdalam cara berpikir kita dalam menyikapi perbedaan.
Selain itu, masyarakat dapat menyadari bahwa ternyata mereka
berada di negeri yang kaya akan perbedaan, yang akhirnya dapat menyikapi
perbedaan itu secara bijak bukan anarkis, jika mendengar kata anarkis, FPI
selalu muncul dalam benak saya.
Tetapi, membaca kabar demonstrasi FPI menolak Ahok jadi
Gubernur yang sejauh ini berlangsung damai, tidak anarkis, saya memuji FPI,
meskipun sedikit dikotori oleh kabar memalukan tentang adanya pelecehan
terhadap wartawati yang sedang meliput demonstrasi tersebut, sejauh ini sih,
saya masih memuji FPI, untuk Demontrasi yang berlangsung damai, tidak anarkis.
Topik
September 2014
No comments:
Post a Comment