Thursday, September 18, 2014

Ingin nilainya bagus, mahasiswa indonesia minta bantuan hacker top dunia


Ada ada saja tingkah mahasiswa indonesia, mengirim email ke hacker top dunia, bukannya minta diajari, ini malah minta merubah nilainya dengan meretas website kampus.

Dalam emailnya, Raffy Nindyo yang mengaku seorang mahasiswa asal Indonesia meminta bantuan Kevin Mitnick untuk meretas situs kampus dan mengubah nilainya. (merdeka.com, 18/9/2014)

Bikin malu saja, dan yang lebih malu lagi banyak penduduk dunia mengetahui email yang dikirim Raffy Nindyo, sebab emailnya ditampilkan di twitter pribadi Kevin Mitnick.

Tetapi dibalik tingkah yang memalukan itu setidaknya terselip pesan tentang arti sebuah nilai di negeri ini, lagi – lagi sebuah nilai, angka keramat yang menakutkan bagi pelajar di Indonesia.

Bagaimana tidak, disaat lulusan perguruan tinggi hendak mendaftar lowongan kerja, mereka tidak diberi kesempatan menunjukan keahlian untuk bidang yang dilamarnya sebab terbentur sebuah nilai, belum apa – apa, di persyaratan sudah dicantumkan dengan sangat jelas bahwa IPK minimal 2,75, ini berarti pelamar yang memiliki IPK di bawah 2,75 tidak diberi kesempatan untuk melamar.

Keahlian, pengetahuan dan cara berpikir para pelamar, itu urusan belakangan, yang penting nilai dulu yang harus besar, seperti yang terjadi pada lowongan Calon Pegawai Negeri Sipil saat ini, banyak instansi pemerintah yang melarang warganya ikut mendaftar hanya karena IPK dibawah 2,75.

Menurut saya, jika pemerintah tidak menjadikan angka – angka, tetapi keaslian sebuah karya para pelajar yang dipresentasikan sebagai penentu kelulusan, seburuk apapun karya tersebut asal benar – benar hasil sendiri maka ia lulus, tetapi sebagus apapun karya tersebut tetapi hasil jiplak sana jiplak sini maka ia tidak lulus, maka kejadian memalukan ini tidak akan terjadi.

Barangkali mahasiswa yang mengirim email ke Hacker top dunia tersebut, kepepet oleh desakan orang tua atau penyedia lowongan kerja yang menuntut, bukan keahlian tetapi angka tinggi di transkrip nilai, sehingga nekad mengirim email tersebut dengan harapan dapat bantuan dan tidak diketahui orang lain,

Tetapi yang terjadi malah jadi olok – olok hacker top dunia sehingga diketahui orang – orang di seluruh dunia dan ini secara tidak langsung menjadi sebuah tamparan bagi dunia pendidikan di negeri ini.

Topik
September 2014


No comments:

Post a Comment