“Kalau kita kembali pada pilihan kita, buah dari reformasi
yang kita jalankan selama ini tentunya pilihan kepala daerah langsung itu mesti
kita jaga dan pertahankan sebagaimana pula pemilihan presiden secara langsung,”
ujar SBY. (Detik.com, 15/9/2014)
Dengan bertambahnya dukungan dari Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus Presiden Republik
Indonesia yang di akhir – akhir masa jabatannya sebagai presiden, menyatakan
bahwa dia lebih memilih pilkada langsung daripada pilkada tidak langsung, mudah
– mudahan ketua umum partai lainnya yang tergabung dalam koalisi merah putih
mengikuti jejak pak SBY.
Biarkan saja, Aburizal Bakri dan kawan – kawannya yang
terlihat vokal dalam setiap pemberitaan tentang pilkada tidak langsung koar –
koar sendiri, mudah - mudahan yang lainnya perlahan mulai meninggalkan beliau.
Bagaimanapun, kepentingan rakyat harus menjadi prioritas
utama dari sekedar kepentingan partai. Dan dalam ributnya RUU pilkada ini mulai
kelihatan mana tokoh partai yang mementingkan rakyat dan mana tokoh partai yang
mementingkan kepentingan pribadi dan partainya.
Terlepas dari apa motivasi pak SBY atau yang lainnya sehingga menyebrang meninggalkan koalisi merah putih dan mendukung pilkada langsung ini, apakah cari aman, atau dengan harapan diikutsertakan partainya dalam pemerintahan Jokowi –JK, saya pikir
pak SBY dalam hati kecilnya masih memiliki rasa keberpihakan pada rakyat yang
telah dipimpinya selama 10 tahun.
Dan siapapun, dari partai manapun, dari golongan manapun,
dari agama manapun, yang bersikap berpihak pada kepentingan rakyat, sebagai rakyat biasa aku akan mendukungmu.
Topik
September 2014
No comments:
Post a Comment