Sunday, August 17, 2014

Maaf, Jalan Ditutup Karena Ada Kegiatan

Kegiatan memperingati tujuh belas agustusan membuat sebagian masyarakat kita menjadi kegirangan, sayang ada yang berlebihan, saking girangnya, setiap RT di sebuah komplek perumahan mengadakan kegiatan tersebut, dan setiap akses jalan menuju dan keluar komplek perumahan ditutup sebab masing – masing RT sedang melaksanakan kegiatan balap makan krupuk, panjat pinang, balap karung dan sebagainya.

Sambil mengangkat tangan berikut kelima jarinya diikuti wajah menyeramkan, seorang berpakaian rapi memakai peci warna putih mirip pak haji menghadang saya saat hendak melewati jalan yang akan dipakai acara perayaan tujuhbelasan.

“Gak boleh lewat, ada kegiatan”

“Kan belum dimulai pak, sebentaaaar aja pak”  

“Gak bisa gak bisa! jalannya baru dicat”

Dengan melihat situasi jalan yang masih sepi dan mencari bagian jalan mana yang dicat saya pun perlahan mundur lalu mencari jalan keluar dari komplek tersebut.

“Maaf, jalan ditutup karena ada kegiatan”  kata seorang bapak yang sedang menyiapkan lomba balap makan kerupuk.

“Iya iya gak bisa lewat!, ini sedang ada kegiatan” susul seorang pemuda berapi – api

“Tapi pak, bang, saya gak bisa keluar, di RT sana ditutup, di RT situ ditutup , di RT sini ditutup juga, saya harus lewat jalan mana pak, bang”  

Dan seorang bapak yang kelihatannya bijak memberi pengertian ke warga lainnya untuk mengijinkan saya melewati jalan tersebut, warga pun rame – rame membuka palang bambu penutup jalan.

“Makasih pak, permisi pak, permisi bu, misi bang, misi neng” akhirnya saya bisa keluar dari komplek tersebut.

Untuk sebagian besar masyarakat yang melaksanakan dan menyaksikan kegiatan tujuhbelasan, acara tersebut menjadi hiburan yang mengasikan, tetapi bagi sebagian kecil masyarakat yang tidak bisa turut serta dan menyaksikan acara tersebut sebab ada kepentingan, sebab tetap harus bekerja meski di hari libur, dan sebab – sebab lainnya yang harus dijalani menggunakan kendaraan menjadi terganggu, terjebak dan sulit keluar dari komplek tersebut sehingga harus berkeliling komplek mencari jalan yang warganya mengerti dengan hak warga lainnya.

Saya tidak bisa seratus persen menyalahkan warga yang menutup jalan untuk merayakan peringatan tujuhbelasan, dalam pikiran saya, barangkali selain dalam kondisi kegiarangan yang berlebihan juga akibat dari seringnya melihat para pejabat dan pemimpin negeri ini yang gemar menutup jalan raya disaat mengadakan perjalanan, disaat mengadakan kegiatan di alun – alun kota, disaaat ada kegiatan depan sebuah kantor, sehingga secara tidak sadar mempengaruhi pikiran masyarakat untuk melakukan hal yang sama di sekitar tempat tinggal mereka dimana keadaan dan kekuatan mendukung mereka untuk melakukan kelakuan tersebut.

“Maaf, jalan ditutup karena ada kegiatan.” Di negeri ini, kata – kata tersebut mudah sekali ditempatkan di tengah – tengah jalan umum, seperti hukum rimba, hanya yang berada dalam keadaan dan posisi kuat yang banyak dan berhak menggunakan kata – kata tersebut, untuk yang lemah, apapun alasannya, kepinggir aja.

Topik
Agustus 2014

No comments:

Post a Comment