Di depan warga, Jokowi mengaku ingin dekat dengan
masyarakat. “ Supaya tidak hidup di menara gading dan tahu banyak masyarakat
yang belum sejahtera,” kata Jokowi. (tempo.co, 17-8-2014)
Sudah mendapat kepercayaan dari masyarakat pun jokowi tidak
lantas lupa diri, tetap saja seperti dulu berbaur dengan masyarakat.
Dia bersaing dengan Sembilan orang lainnya dan disemangati
ratusan warga yang hadir di sana. Tapi rupanya kemahiran Jokowi bermain balap
karung tinggal kenangan. Buktinya dia hanya mampu finis di urutan terakhir. (tempo.co, 17-8-2014)
Tuduhan – tuduhan jokowi melakukan pencitraan semasa
kampanye tidak terbukti, Jokowi ya Jokowi, tetap seperti biasa, apa adanya tanpa
dibuat – buat.
Sepertinya, sudah lama masyarakat Indonesia merindukan sosok
Jokowi, termasuk saya yang dulu berkali – kali diingatkan oleh guru ngaji tentang
bagaimana merakyatnya para pemimpin di zaman para sahabat nabi, waktu itu saya pikir
mustahil terjadi di jaman sekarang, sebab kenyataannya di jaman sekarang para
pemimpin itu identik dengan pengawalan, mobil mewah, tempat tinggal mewah, pokoknya
yang serba mewah plus serba di nomor satukan.
Dengan munculnya bapak Jokowi, anggapan saya tentang
pemimpin yang eklusif terbantahkan, Mudah – mudahan pak jokowi tetap diberi semangat
dan kesehatan oleh Allah Swt, untuk tetap berbaur dengan rakyatnya, tetap
mendengar curahan hati rakyatnya, senantiasa diberi kekuatan dalam memimpin
negeri ini, selalu dilindungi dari kejahatan orang – orang yang ingin
menyakitinya. Amin.
Topik
Agustus 2014
No comments:
Post a Comment