disini negeri kami
tempat padi terhampar
samuderanya kaya raya
negeri kami subur Tuhan
di negeri permai ini
berjuta rakyat bersimbah luka
anak buruh tak sekolah
pemuda desa tak kerja
mereka dirampas haknya
tergusur dan lapar
................
dengan langkah menghentak pemuda itu berjalan menuju sayup sayup lagu darah juang yang terdengar menghembuskan semangat, dalam hatinya dia berbicara
ini dia, ayo lebih keras lagi
lagu darah juang mulai jelas terdengar
......bunda relakan darah juang kami.....
“ya! darah juang kami bunda” pemuda itu berbisik tegas pada dirinya sendiri sambil terus melangkah seperti tak kenal lelah
dan lagu darah juang makin jelas terdengar
.......................
tuk bebaskan rakyat
padamu kami berjanji
padamu kami berbakti
di jarak sekitar beberapa meter dari sumber suara lagu tersebut dengan kepalan tangan yang disimpan diatas dada pemuda itu terharu, menitikan air mata harapan, air mata semangat perubahan lalu berteriak masih dalam hati
o bebaskan rakyat o padamu kami berjanji ya padamu kami barbakti
hingga sampailah pemuda itu tidak jauh di pinggir kerumunan orang dibelakang sebuah mobil pengangkut pengeras suara, pengangkut bendera bendera yang mempertontonkan sebuah nama yaitu elesem ribut
“kami elesem ribut!, kami elesem ribut!, kami elesem ribut! kami elesem ribut akan membabat para koruptor” teriak baju seragam yang dipakai kerumunan orang tersebut
asmak, ngapain kau diam di pinggir kerumunan itu
aku pingin bergabung sama mereka berbaju seragam gagah mendemo para koruptor
aduh asmak, apakah engkau sudah berpikir – pikir dulu sebelum memutuskan ingin bergabung sama mereka yang seragam itu
sudah, sudah kupikirkan gosong - gosong, bahwa dengan bergabung bersama mereka berarti aku sudah ikut berperan dalam gerakan anti korupsi
hanya itu
iya itu pikiran yang sangat sudah cukup
ah asmak yang bodoh tidak punya otak pikirannya disimpan di dengkul, apa kau sudah menyelidiki kenapa mereka mendemo para koruptor
belum, lagi pula sudah jelas para koruptor itu para koruptor, sudah merupakan rahasia umum kok, maka dari itu wajib di demo agar supaya mereka itu dipecat saja, bukan apa apa, ini atas nama rakyat, ini menyangkut uang rakyat
asmak asmak, asmak tolol, lihat perut kerumunan orang itu yang gendut gendut, berseragam lagi, dari situ sudah bisa mengundang kecurigaan bahwa mereka demo bukan atas urusan perut rakyat melainkan perut mereka sendiri, mereka itu sama saja dengan para koruptor
tetapi aku tidak boleh berpikiran buruk, tidak boleh menuduh tanpa bukti, coba lihat yang satu didemo yang satu mendemo, apa itu sama?
dasar asmak gak punya akal mulutnya di taruh di comberan, mari ikuti aku, kita masuk ke beberapa hari sebelum demonstrasi ini terjadi
dan terlihatlah beberapa orang elesem ribut yang memimpin demonstrasi tersebut memasuki kantor tempat koruptor, di kantor tersebut darah berceceran di mana mana, di meja, di dinding, di mesin tik, di komputer, di kertas ukuran A4 dan F4 70 gram, hampir seisi kantor tersebut berlumuran darah
aih, itu kantor apa istana drakula
selama ini kemana saja kau asmak, kantor – kantor pengelola upeti rakyat di negeri kita memang kebanyakan seperti itu
sambil memasang muka – muka kusut orang – orang elesem ribut itu menadahkan telapak tangan
begini pak, sudah satu bulan lebih belum ada pemasukan, kami lapar pak
iya sabar dulu, belum sampai dua bulan kan
ah bapak, bapak ngutang dulu aja buat bayar kami
“utang saya terlalu banyak, masa harus ngutang lagi” dengan nada meninggi bapak korup menjawab
heh pak, kami punya masa, hati – hati pak
e eh jangan gitu dong bos, kita kan sudah lama bersahabat, tapi saat ini saya benar – benar ga punya
kami gak mau tahu pak
aduh gimana ini, turunkan dulu telapak tangannya dong bos, begini saja bulan depan langsung dibayar sama yang bulan ini, ditambahin dikit deh
kami sudah terlalu lapar pak, bapak – bapak korup yang lain gak seperti bapak, mereka selalu siap saat kami minta
nah itu, kalian kan sudah dapat dari bapak – bapak yang lain
kami pokoknya ingin dari bapak juga
“kalian ini, katanya terlalu lapar, apakah yang dari bapak – bapak lain itu masih belum mengenyangkan perut kalian” kali ini saking kesalnya bapak korup marah
heh pak hati – hati kami punya masa pak
ah peduli amat
“okey okey, tunggu tanggal mainnya pak, akan kami demo habis habisan kantor bapak” dengan menunjuk – nunjuk tepat di muka bapak korup, orang – orang elesem ribut meninggalkan kantor yang berlumur darah rakyat jelata itu.
gimana asmak, sudah jelas
lho kok gitu ya, tega bener mereka, darah rakyat dijadiin main mainan, dijadiin makanan, pendemo sama yang didemo sama saja. Jadi inget film manusia yang makan manusia, kirain hanya di film, ternyata di dunia nyata juga ada, hih ngeri.
bukan hanya pendemo sama yang didemo, pemeriksa sama yang diperiksa juga pada umumnya persis seperti itu asmak
ga jadi deh gabungnya tetapi aku harus kemana
ke kerumunan orang – orang seksi
husy, pake seksi seksi segala, ga mau ah, nanti kena sensor lho
heh asmak, bukan perawakan seksi tolol, tapi pikiran seksi
pikiran seksi, mana ada pikiran seksi, gimana liatnya, memangnya pikiran bisa terlihat seksi
ah asmak yang kerjaannya nonton sinetron, kali - kali baca buku, nonton berita napa, orang orang yang berpikiran seksi itu yang kehidupannya tidak hanya memikirkan perut dan kelamin. orang – orang yang berpikiran seksi itu mereka yang menyumbangkan kemampuannya untuk kemajuan kemanusiaan.
rasanya jarang aku melihat orang – orang seperti itu
ya, saat ini di negeri kita memang jarang ditemukan orang – orang seperti itu, tapi tanda – tandanya sudah mulai muncul ke permukaan asmak, mangkanya kamu jangan asal bergabung, selidiki dulu, sebab bukan hanya elesem ribut saja asmak, wartawan tanpa surat kabar yang minta bayaran surat kabar, wartawan punya surat kabar jadi jadian dan harganya pun jadi jadian juga banyak.
aih apa lagi itu
topik
cicelot 2012
No comments:
Post a Comment