di kawasan perguruan tinggi
ribuan mahasiswa berlari
memburu atau diburu waktu, tidak pasti
dan tidak peduli
tumpukan sampah kian meninggi
ku tatap mereka di ruang pengap sarana transportasi umum negri ini
yang menumpuk penumpang bagai barang rongsokan
akupun tertimpa tumpukan badan yang meleleh
terperangkap panasnya tengah hari
di tengah jalan yang tak pasti
macet dan penuh daki
di keberagaman ekspresi marah, kesal, bahkan sesekali mencaci maki
tidak sengaja
aku melihat seorang manusia di luar sana
telanjang dada, telanjang kaki
bahkan hampir telanjang
berambut ikal lagi jabrik
sesekali tertawa
menangis
gembira
air mata
menari
dingin
berteriak
tertawa terbahak – bahak
sambil cekakak cekikik orang – orang disekitarku menyebutnya orang gila
sambil buang sampah plastik seenak kepala sendiri orang – orang disekitarnya mencibir menutup hidung mengusutkan wajah
tetapi
sampah – sampah di sepanjang jalan
ia masukan kedalam keranjang cantik di pundak pinggir kiri kepala
o berpikirkah kita
sadarkah wahai engkau mahasiswa
wahai engkau yang membusungkan dada
di kawasan perguruan tinggi
dengan julukan yang tinggi - tinggi
banyak yang tidak sadarkan diri
persoalan klasik negri ini
semakin tidak terkendali
lalu siapa yang gila
kita ataukah orang gila
yang sesungguhnya gila
wahai orang gila
topik
cipacing, oktober 2004
No comments:
Post a Comment