Monday, February 23, 2015

Kaya, Bukan Hanya Milik Orang Kaya

Kekayaan adalah dambaan setiap manusia, untuk itu manusia berlomba, bekerja keras demi mendapatkan kekayaan, ibadah pun tidak akan fokus jika hidup dalam belitan kemiskinan, jika kita kaya, tidak banyak pikiran yang mengganggu ketika beribadah,

Lihat saja, bagaimana khusyu nya seorang haji yang turun dari mobil mewah hendak melaksanakan ibadah shalat jumat di mesjid agung, dari pakaiannya pun terlihat khusyu, peci warna putih dan berjubah putih silau, cukup memenuhi syarat untuk bikin orang - orang kere malu dan segan menyapanya, apalagi berdiri di saf paling depan, memegang tasbih, tak henti - hentinya ia berdzikir, seakan masalah yang mengganggu pikiran pun, jangankan membelit, mendekatinya pun sepertinya tidak.  

Tapi jangan salah, ada juga pedagang kaki lima, sibuk membuka celana sekaligus memakai sarung dan mengganti baju yang dikenakan dengan baju bersih yang dibawanya dalam gerobak dagangan, lalu beribadah terlihat khusyu, seperti orang kaya, seakan masalah jauh dari dirinya.

Kata khatib yang khutbah di jumat itu, banyaknya harta, tingginya jabatan belum tentu dapat membuat orang merasa kaya, sedikitnya harta, tidur beralaskan tikar, belum tentu membuat orang merasa miskin.

Kaya miskin hanya masalah perasaan, meski luasnya garasi tidak mampu menampung banyaknya mobil mewah, belum tentu pemiliknya merasa cukup, ia ingin lebih dan lebih lagi sehingga tidak mau beramal sebab ia merasa kebutuhannya belum tercukupi, inilah yang disebut miskin.

Meski rumah hanya cukup berteduh dari panas dan hujan, tetapi pemiliknya selalu merasa cukup, tidak berambisi memewahkan rumahnya selain memenuhi kebutuhan sehari - hari, ketika dapat rezeki banyak pun merasa berlebih sehingga menshodakohkan sebagian rezekinya itu, inilah yang disebut kaya.

Untuk itu, dalam beribadah, jangan menunggu kaya dalam arti harta melimpah dulu, sebab kaya, bukan hanya milik orang kaya.

Topik, Februari 2015

No comments:

Post a Comment