sumber gambar : sosbud.kompasiana.com
Suatu hari pernah ada yang menyatakan, seenak – enaknya makan daging lebih enak makan pete, lebih nendang makan jengkol ketimbang makan hati ayam, apalagi jika dipasangkan dengan sambal dan ikan asin goring, bisa – bisa makannya nambah terus sampai perut tak lagi sanggup menampung makanan.
Di daerahku, pete dan jengkol
merupakan salah satu makanan favorit, tetapi sedikit yang menanam pohon pete
dan jengkol, mungkin sama dengan daerah lainnya, sehingga tidak heran jika pete
dan jengkol harganya pernah melambung tinggi melebihi harga daging sapi per
kilonya.
Pete dan jengkol memiliki manfaat
bagi kesehatan, salah satunya, makan jengkol dapat memperlancar buang air
besar, makan pete dapat mencegah sembelit, tentunya manfaat tersebut dapat
terasa jika mengkonsumsinya tidak berlebihan.
Jika makan jengkol berlebihan
seperti kesurupan, bukan manfaat yang kita dapat tetapi penderitaan, kamar
mandi jadi bau menyengat, meskipun dibersihkan dengan pembersih porselen akan
tetap bau, selain itu dengan makan pete atau jengkol, mulut jadi bau.
Seusai makan pete atau jengkol,
menjaga jarak ketika berbicara dengan orang lain merupakan tindakan yang
bijaksana, orang yang habis makan pete atau jengkol, bau mulut orang tersebut
membuat perut mual, begitu pula jika hendak shalat berjamaah, sebaiknya hindari
makan pete atau jengkol, kasihan orang disamping kita.
Selain itu, makan jengkol
berlebihan juga dapat mengakibatkan susah buang air kecil disertai rasa sakit,
begitu pula jika makan pete secara berlebihan dapat mengganggu kesehatan
ginjal.
Sebenarnya makan makanan apapun
secara berlebihan tidak baik bagi kesehatan, tetapi pete atau jengkol, jikan
makannya berlebihan, selain kesehatan kita terganggu, dengan baunya itu, orang
lain pun ikut terganggu, untuk itu bijaklah dalam memperlakukan makanan yang
kita makan, terlebih jika yang kita makan adalah pete atau jengkol.
Topik, Desember 2014
No comments:
Post a Comment