Monday, October 27, 2014

Ke Gunung Masigit Kareumbi

Selalu berharap Pram dan adiknya Kin dewasa nanti mencintai hutan, di waktu luang kali ini, saya ajak mereka ke gunung masigit kareumbi.

Suasana tempat tinggal sekitar area pabrik Rancaekek menurutku terlalu sesak bagi mereka yang masih balita, menghirup udara bersih adalah hak mereka dan sangat penting bagi mereka.

Sudah saatnya anak - anakku dapat merasakan bagaimana rasanya berada di sekitar hutan dimana terdapat mata air, sungai dengan airnya yang jernih, pohon - pohon besar dan tentunya dapat menghirup udara bersih sepuasnya - puasnya. meskipun diusahakan setidaknya dua bulan sekali, mudah - mudahan sampai dikemudian hari, mereka selalu rindu akan lebatnya hutan.

Di gunung masigit kareumbi, selain hutan dengan mata airnya, kami melihat penangkaran rusa, melihat ayam, kalkum, angsa, betapa senangnya Pram melihat angsa berenang di air jernih, kami juga melihat area berkemah dan taman bacaan yang pintunya masih tertutup.

Tidak semua lokasi yang ada di kawasan tersebut kami kunjungi, Pram yang baru berusia dua setengah tahun mulai lelah berjalan lalu minta digendong, sedangkan istriku kelihatannya lelah juga menggendong Kin yang baru berusia sepuluh bulan, kami memutuskan untuk istirahat di sebuah kantin.

Meskipun menu makanan yang disediakan kantin tersebut terkesan seadanya tetapi desain tempatnya yang cukup nyaman, membuat kami betah istirahat berlama - lama.

Kami menempati satu meja yang masih kosong dimana meja - meja lainnya sudah terisi penuh. Rupanya pengunjung yang lain juga memilih istirahat di kantin tersebut. Dari obrolan  yang mereka lontarkan, saya kira mereka ada yang sedang melakukan penelitian, ada yang lagi pacaran, ada yang sedang latihan teknik berpetualang di alam bebas, ada juga yang sekedar berkunjung seperti kami.

Sambil menyantap makanan bersama istri dan anakku, tidak sengaja saya membaca tulisan di papan - papan kecil yang ditancapkan di samping pohon - pohon berusia muda yang di tanam di halaman kantin, di salah satu papan saya membaca nama salah seorang menteri, berarti tempat ini sudah diketahui seorang menteri dan tentunya pejabat - pejabat  di bawah menteri, tetapi kenapa akses jalan menuju Gunung Masigit Kareumbi selain sempit, terlihat tidak terawat.

Meski bagaimanapun, saya berharap, dengan turut sertanya para pejabat negara menjadi wali pohon - pohon yang ada di gunung masigit kareumbi, pengelolaan tempat tersebut tidak jatuh ke tangan manusia yang hanya mencari keuntungan semata, sebab orang seperti itu tidak peduli pada kehidupan generasi nanti, yang ada di otak mereka hanya kepentingan pribadi saja.

Tetapi setelah melihat nama Wanadri di salah satu bagunan yang digunakan sebagai pusat informasi kawasan gunung masigit kareumbi, rasanya gunung masigit kareumbi dapat terjaga dari rakusnya para pembalak hutan. mudah - mudahan Wanadri tetap menjaga kawasan tersebut.

Untuk mengetahui informasi lebih mendalam tentang gunung masigit kareumbi silahkan kunjungi blog tentang kareumbi dengan alamat http://kareumbi.wordpress.com.

Tidak terasa matahari mulai condong ke barat, kamipun pulang, dengan malasnya kembali ke daerah tempat susahnya menghirup udara bersih, sulitnya mendapatkan air bersih.

Topik
Oktober 2014

No comments:

Post a Comment