Meskipun menurut kebanyakan partai Islam orang kristen tidak
boleh dipilih jadi pemimpin, tetapi melihat kelakuan pemimpin dari orang Islam
dan dari partai Islam dan didukung oleh ratusan ormas Islam saati ini, lalu melihat kelakuan
pak ahok, seandainya pada pemilihan presiden kemarin yang menjadi Capres bukan
pak Jokowi tetapi pak Ahok, saya lebih mendukung pak Ahok dibanding pemimpin
dari orang Islam dan dari partai Islam dan didukung ratusan ormas Islam tersebut.
Wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menganggap
beberapa pihak yang mengusulkan Rancangan Undang – Undang Pilkasa adalah mereka
yang tidak percaya diri dapat memenangkan hati rakyat. Menurut dia, pemilihan
kepala daerah yang ditentukan oleh DPRD tidak menunjukan perilaku demokrasi
(Kompas.com, 4/9/2014)
Pak ahok ini memang seorang pemimpin yang patut dicontoh
oleh pemimpin - pemimpin lainnya, berani berbeda dengan tuan besarnya, meskipun
partainya mendukung usulan pemilihan kepala daerah melalui DPRD tapi pak ahok
berani mengatakan, “beberapa pihak yang mengusulkan Undang – undang pilkada
adalah mereka yang tidak percaya diri memenangkan hati rakyat.” Perlu diketahui
bahwa yang sepakat dengan usulan ini adalah koalisi merah putih, Koalisi sakit
hati yang tak kunjung sembuh, bisa –
bisa nanti koalisi merah putih ini yang diantaranya terdiri dari Gerindra, PKS,
Golkar, PPP dsb (sebab kemarin kalah dalam pemilihan presiden langsung) mengusulkan
pemilihan presiden dilakukan secara tidak langsung.
Pada umumnya para pemimpin di negeri ini tunduk dan patuh (seperti
kerbau yang dicocok hidungnya) pada partainya, tetapi tidak dengan pak ahok, ia
lebih mementingkan kepentingan kemajuan rakyat daripada kepentingan kemajuan partainya.
Mudah – mudahan pak Jokowi seperti Pak Ahok, tidak selalu
tunduk pada partainya, jika partainya tidak berpihak pada kemajuan rakyat, mudah - mudahan pak jokowi berani berbeda dengan partainya.
Topik
September 2014
No comments:
Post a Comment