Sunday, August 24, 2014

Antara Ahok dan Ustad Kondang

Basuki justru memastikan diri datang ke undangan pernikahan yang diselenggarakan di kampung, daripada di gedung – gedung mewah. Biasanya, basuki hanya mengirim bunga ucapan untuk mereka yang menikah di gedung – gedung.(Kompas.com, 24-8-2014)

Jadi ingat masa dulu saat bersama pemuda di kampungku akan mengadakan acara tujuh belas agustusan, waktu itu kami akan mengadakan acara pengajian dengan mengundang penceramah kondang tetapi terbentur masalah biaya untuk membayar penceramah tersebut, dan acara pun hanya mampu menampilkan bakat – bakat kreatif anak muda dikampungku.

Waktu itu saya sering keheranan, kenapa ustad kondang, saat diminta memberi siraman rohani untuk kaum muda, susahnya minta ampun. Sementara yang kusaksikan para ustad atau dai kondang sering muncul di acara – acaranya orang atau kelompok berduit dan tempatnya di tempat yang elegan, tidak ditempat yang urakan seperti di kampung – kampung pinggiran.

Rasanya saya belum pernah melihat ustad apalagi dai kondang tampil menjadi penceramah di acaranya orang miskin, misalnya di acara pernikahan orang - orang misikin.

Barangkali kelakuan ustad yang seperti itu yang membuat jarak antara ulama dan umat, sehingga bukan keharmonisan antara ulama dan umatnya tetapi yang sering terjadi adalah saling curiga antara ulama dan umat.

Justru malah Ahok pemimpin dari non muslim lah yang sepanjang pengetahuanku yang sejalur dengan kisah nabi Muhammad dalam hal hubungan dengan sesama. Tidak membeda – bedakan dari kelompok, miskin atau kaya atau agama manapun dalam memberi pertolongan.

Tidak seperti kebanyakan ustad saat ini yang sering menggembor – gemborkan bahwa mereka itu wakil dan pewaris para nabi tetapi kelakukannya, jangankan menjalin hubungan antar sesama, malah bikin rusuh dan ribut masalah kelompok dan golongan.

Topik
Agustus 2014

No comments:

Post a Comment