Sunday, June 28, 2020

Di tengah kerumunan pohon


Jembatan penyeberangan Al Masoem sangat membantu bagi saya yang takut nyebrang tapi gak mau menunggu lama lama sampai jalanan kosong, tidak seperti orang lain yang pandai menyeberang, saya baru menyeberang setelah jalan benar - benar kosong atau paling berani saat kendaraan terlihat jauh disana, bisa sepuluh sampai seperempat jam saya berdiri di pinggir jalan hanya untuk menyeberang jalan, benar benar membosankan, apalagi sambil bawa sepeda, bisa sampai setengah jam, belum lagi kendaraan yang melawan arus yang bikin saya mundur lagi saat siap-siap mau lari menyeberang jalan, kendaraan yang tadi terlihat jauh pun kini terlihat dekat diikuti kendaraan lainnya seperti aliran air di sungai yang gak ada putusnya dan saya harus menungu lagi



Di minggu pagi, bersepeda tujuan seperti sabtu kemarin, kiara payung lagi, di jalan raya Cipacing, tidak lama saya menyeberang karena ada jembatan penyeberangan Al Masoem, saya bersyukur dan berdoa semoga Al Masoem selalu ada dalam ridho Allah SWT, jembatan penyeberangan membantu banyak orang dan bisa jadi sangat berperan dalam berkurangnya kecelakaan lalu lintas

Goes terus menggoes ke arah Dangdeur lalu belok ke arah Brimob, di sudut belokan pinggir pangkalan ojek ada triplek bertuliskan "diam dirumah saja, kumaha rek bisa dahar" lalu belok ke arah jatos dan nyebrang menuju Kiara Payung.

Di sekitar UNPAD pedagang dan pembeli berbaur, berkerumun, persis suasana UNPAD di hari hari minggu sebelum covid bikin resah.

"Tiga lima koma eh tiga enam" kata seorang petugas covid di samping pintu masuk lapang golf saat menembak jidat saya dengan pistol pendeteksi suhu tubuh, dan petugas lainnya mengingatkan pakai toa di atas mobil "kami bukan menghalang halangi, sekali lagi kami bukan melarang tapi tolong pakai masker, jaga jarak" dan orang orang pun semakin berkerumun, petugas parkir ramai menawarkan, mengarahkan sepeda motor ke tempat parkir disekitar mobil petugas covid, mobil gak bisa masuk disuruh balik arah, sepeda saya tuntun, kerumunan padat sekali.

Setelah berjalan melewati kerumunan panjang, sepeda saya goes kembali, kiara payung sudah dekat menggoes makin semangat meski jalan menanjak, tat tet tot, tat tet tot bising suara klakson dibelakang saya saat sedang mendahului beberapa orang yang sedang jalan santai "sabar dikit napa" keluhku dalam hati, "yah sepeda motor yang segala dibawa dan dipasang, kayak mau pindahan aja, blagu amat" gumamku disela tarikan nafas yang makin rapat.

Dan tibalah saya, tadi di tengah kerumunan manusia, sumpek dan bikin galau, sekarang di tengah kerumunan pohon, segar, tarikan nafas normal lagi dan bikin ngantuk.

Abdinegara Juni 2020

Monday, June 22, 2020

Bersepeda Sampai Hari Ini


Bersepeda lagi setelah sekian beberapa bulan covid menjadi trending di belahan dunia manapun

Kali ini ke kiara payung di hari sabtu, saya kira akan ada sedikit orang yang bersepeda ke tempat yang sempet heboh ada jenazah positif covid yang dikubur di sekitar tempat tersebut, apalagi di Unpad pernah dikabarkan ada yang terpapar juga, perkiraan saya salah.

Begitu banyaknya orang bersepeda, muda tua, laki perempuan menggoes sepedanya. Beragam jenis sepeda, menyemut di kiara payung, itu di hari sabtu, hari minggu mungkin lebih banyak lagi.

Pesatnya perkembangan teknologi, pemutar musikpun di buat mini, di jaman kini, di jaman naw, bukan mobil saja yang ada pemutar musiknya, sepeda pun dipasangi pemutar musik.

Ada yang memutar musik dangdut, sambil menggoes bermandi keringat sambil berdendang, wah cakep bener.

Ada yang memutar lagu sedih karena cinta, sendiri menggoes, saat mendahului dua orang pemudi yang sedang jalan santai, wajahnya sumringah seakan kesedihan hatinya meski tidak terdengar oleh pujaan hatinya setidaknya terdengar oleh dua orang pemudi tersebut, dia tidak tahu, dibelakangnya, kedua pemudi tersebut tertawa tawa lucu, tentunya pelan karena mungkin takut kedengaran

Ada juga yang memutar lagu Iwan Fals, sambil teriak - teriak entah sedang bangga bisa mengurangi pencemaran udara, entah sedang putus cinta, entah kenapa

Saat menuju pulang, ditengah jalan saya melihat bapak paruh baya muntah muntah berwarna kuning, mungkin dia lelah tapi memaksakan menggoes sepedanya, sudah pak menggoesnya sampai sini saja, balik lagi ke rumah, kataku dalam hati, saya tidak berani menyampaikannya.

Mudah - mudahan, semangat bersepeda beragam manusia tersebut bertahan lama, dan menyusup ke para pemangku kebijakan terkait prasarana jalan sebab sampai saat ini, sejak diteriak teriakannya baik to worek, dimana jalan untuk pesepeda? Bersepeda sampai hari ini, bersepeda dibuntuti maut




Tuesday, December 22, 2015

Kadang, Bitcoin Itu Tenang - Tenang Mengagetkan

Sudah beberapa hari ini, harga bitcoin terlihat stabil, menjadi kesenangan tersendiri bagi yang main tik tok.

Apa kondisi harga seperti itu bertahan lama, setidaknya sampai awal tahun 2016, atau di detik - detik akhir tahun 2015 harganya merosot tajam, atau malah naik tajam.

Dalam kondisi seperti ini, kadang saya merasa bingung, berangkat dari yang saya alami sebelum - sebelumnya, tenang - tenang eh tiba - tiba merosot tajam.

Terkadang, bitcoin itu tenang - tenang bikin kaget, bisa kaget gemetaran sebab rugi, bisa juga kaget jingkrak - jingkrak karena dapat untung.