Wednesday, July 2, 2014

Mengapa Harus Petasan


Dari sejak saya belajar puasa, selain teriak – teriak bernyanyi pake toa di mesjid – mesjid sepertinya petasan merupakan menu favorit bagi telinga kita.

Semasa saya masih anak – anak petasan merupakan mainan yang asik di bulan puasa, apalagi di waktu ngabuburit bersama teman – teman, siapa punya petasan yang paling besar, maka dia pantas berbangga dengan suara petasan miliknya sebab bunyinya paling menggelegar, maka tidak heran banyak anak – anak yang merengek ke orang tuanya minta dibelikan petasan yang paling besar, petasan ukuran kecil (“cecengekan” dalam bahasa sunda, kira – kira “cabe – cabean” dalam bahasa Indonesia) menjadi bahan tertawaan sebab suaranya hanya pletek pletek.

Meskipun bahaya selalu berada dekat mengancam si penyulut petasan, sampai saat ini petasan masih menjadi salah satu mainan favorit di bulan puasa, bedanya hari ini si pembuat petasan menggunakan berbagai teknik agar petasan tidak sebahaya dulu, salah satunya dengan cara membuat petasan bisa meledak setelah jauh meluncur meninggalkan si penyulutnya.

Bukan hanya bahaya, petasan merupakan polusi suara, apalagi bagi yang punya bayi, suara petasan adalah suara yang menjengkelkan, tiba – tiba duarr duaar duarrr, dan bayi yang sedang tidurpun kaget terbangung lalu menangis sekeras – kerasnya, ini merupakan tantangan bagi ibu bayi di bulan puasa, selain siang tidak bisa istirahat sebab menjaga bayi yang terjaga, malamnya dibuat bising oleh suara petasan.

Mengapa harus petasan yang menjadi mainan favorit di bulan puasa, apakah ada kaitannya dengan membangunkan saur, sepertinya tidak sebab petasan ramai disulut setelah buka puasa sampai tarawehan sampai selesai tarawehan sampai habisnyan petasan.

Atau merupakan ekspresi kegembiraan, sebab bukan hanya di bulan puasa, petasan juga ramai menggelegar saat memasuki tahun baru, tetapi mengapa harus petasan, bukankah ekspresi kegembiraan tersebut bisa jadi siksaan bagi ibu – ibu yang punya bayi, bisa jadi suara yang menyebalkan bagi orang – orang yang sedang sakit.

Mengapa harus petasan, mengapa harus kebisingan, saat kegembiraan datang menghampiri kita.

Topik
Juli 2014




No comments:

Post a Comment